Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 27 November 2012

Kepemimpinan dan Inovasi



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersama-sama serta saling berhubungan satu sama lain dengan demikian maka perlu adanya kepemimpinan. Seperti di dunia bisnis dan didunia pendidikan. Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin sangat menentukan dari tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa lembaga / organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang ditentukan. Di zaman modern sekarang ini, seorang pemimpin sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari seorang bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya pendidikan dan pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta menghasilkan berbagai konsep dan teori kepemimpinan.
Dalam era sekarang ini, kepemimpinan dalam inovasi harus mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan lingkungannya. Selain itu, tiga jenis perubahan yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan tersebut adalah perubahan rutin, perubahan pengembangan dan inovasi sendiri. Mengelola suatu perubahan memanglah hal yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah satunya adalah kemampuannya dalam mengelola perubahan. Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin dituntut untuk mampu mempelopori perubahan lingkungan.
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu bangsa. Berjalannya roda pemerintahan suatu bangsa sangat tergantung pada sosok pemimpinnya. Kepemimpinan suatu negara dapat dianalogikan seperti bagian tubuh yang saling bersinergi. Diibaratkan, ketika kepala kita sakit maka bagian tubuh yang lain akan terganggu, begitu juga ketika kepala kita sehat, maka sehat pula seluruh tubuh kita. Seperti itulah pemimpin kita ibaratkan, ketika kepemimpinan berjalan buruk maka rusaklah negara, namun ketika kepemimpinan dijalankan dengan cara yang baik, maka baik pula pemerintahan tersebut.
Perubahan-perubahan dibidang teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya membawa dampak positif dan negatif terhadap dunia pendidikan dan tidak terlepas terhadap para pemimpin yang mengelolanya. Perubahan dramatis dan tidak dapat diproduksi ini mengakibatkan adanya tuntutan kepemimpinan yang dapat mengantisipasi melalui perubahan terencana. Manusia merupakan faktor penting dalam perubahan terencana.
Pemimpin era globalisasi adalah seorang pemimpin yang harus mempunyai pandangan luas, kreatif, inovatif tidak menaruh ketakutan dan suka akan ide-ide baru, punya visi dan mau belajar terus. Ia juga harus dapat menerima dan mengatasi hal-hal yang sama sekali baru dan mungkin hal yang tidak diharapkannya. Pemimpin global harus mampu menangani situasi baru yang tak pasti dan kompleks. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab II pembahasan.
2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas,  penulis batasi permasalahanya dalam rumusan sebagai berikut:
a.         Apa pentingnya pemimpin dalam inovasi?
b.        Apa saja teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi?
c.         Bagaimana hubungan Kepemimpinan dan Inovasi?
d.        Bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif?
3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui
a.         Pentingnya pemimpin dalam inovasi
b.        Teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi
c.         Hubungan Kepemimpinan dan Inovasi
d.        Perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif




BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pentingnya Pemimpin dalam Inovasi
Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:

Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan. Kepemimpinan Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.
Ø  Definisi kepemimpinan menurut Rost adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Ø  Menurut Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ø  Menurut Yukl kepemimpinan didefinisikan sebagai proses-proses mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas kerja untuk mencapai sasaran tersebut, motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau organisasi.
Ø  Menurut Hemhiel and Coons Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama
Dari definisi-definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor. Determinasi kepemimpinan terdiri atas faktor orang, posisi, dan faktor situasi atau tempat.
Kata inovasi atau innovation berasal dari bahasa latin innovatio yang berarti renewal atau renovation, berdasar pada novus (new). Dalam situs Wikipedia diartikan sebagai “proses” dan/atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi berkaitan dengan aktivitas penciptaan perubahan dan perbaikan. Perubahan yang berarti juga mengenalkan sesuatu yang baru dengan menggantikan yang lama menuju ke suatu hal yang lebih baik. Perubahan merupakan sebuah proses yang pasti terjadi, karena untuk bisa survive kita harus menyesuaikan (adaptif) dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam lingkungan internal maupun eksternal.
Inovasi juga membutuhkan proses yang memakan waktu. Seringkali sebuah proses yang instan kurang bisa menghasilkan sesuatu yang tidak optimal karena lemahnya variabel pengalaman dan pengamatan, sehingga untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan persiapan.
Inovasi berbeda dengan kreatifitas. Kreatifitas lebih berfokus pada penciptaan ide sedangkan inovasi berfokus pada bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah proses mewujudkan ide, maka diperlukan dukungan dari faktor-faktor organisasional dan leaderships (kepemimpinan). Untuk melakukan inovasi pendidikan di sekolah dibutuhkan petunjuk-petunjuk sebagai acuan seorang pemimpin diantanya adalah sebagai berikut:
1)         Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan.
2)         Gunakan metode atau cara yang memberikan kesempatan anggota sistem sekolah untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha merubah pribadi maupun sekolah.
3)         Gunakan berbagai macam alternatif untuk mempermudah penerapan inovasi.
4)         Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan penerapan inovasi.
5)         Gunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan inovasi.
6)         Gunakan kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga lain.
7)         Berbuatlah secara positif ujntuk mendapatkan kepercayaan.
8)         Menerima tanggung jawab pribadi.
9)         Usahakan adanya pengorganisasi kegiatan yang memungkinkan terjadinya kepemimpinan yang efektif.
10)     Usahakan mencari jawaban atas berbagai macam pertanyaan dasar tentang inovasi di sekolah.
Dengan adanya petunjuk ini seorang pemimpin dapat menentukan keberhasilannya dalam melakukan inovasi. Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh seorang pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi. Seorang pemimpin harus mempunyai terobosan-terobosan (inovasi) yang baik untuk melakukan perubahan secara terus menerus dalam acuan untuk menjadai lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization.
Walaupun demikian proses inovasi itu sendiri dapat diartikan sebagai seperangkat tahapan atau fase-fase penerimaan sejak adanya inovasi sampai berakhir diterima atau ditolaknya inovasi oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Sehingga seorang pemimpin juga harus memahami tahapan inovasi yang meliputi (1) proses pengambilan keputusan, (2) tahap pengenalan inovasi, (3) tahap penerimaan dan penolakan inovasi.


B.       Teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. Adapun teori-teori dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1.      Teori Sifat
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin. Studi tentang kepemimpinan  didasarkan pada karakteristik pemimpin yang berhasil. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Dalam mencari sifat kepemimpinan yang dapat diukur adalah pendekatan pemimpin dan bukan pemimpin, dan pemimpin efektif dan tidak efektif.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
Ø  Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
Ø  Rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik.
Ø  kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2.      Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
Ø  Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
Ø  Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.

3.      Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
sbb:
Ø  Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
Ø  Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
Ø  Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
Ø  Norma yang dianut kelompok;
Ø  Rentang kendali;
Ø  Ancaman dari luar organisasi;
Ø  Tingkat stress;
Ø  Iklim yang terdapat dalam organisasi.

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:

a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik

Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”

Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c. Model Situasional

Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;

d. Model ” Jalan- Tujuan ”

Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan”

Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.

C.      Hubungan Kepemimpinan dan Inovasi
Apa hubungan antara pemimpin dan inovasi? Kenapa pemimpin harus selalu berinovasi? Apakah inovasi yang tiada henti akan membuat kepemimpinan seseorang menjadi lebih baik?

Menurut pendapat kami pemimpin dan inovasi adalah dua hal yang harus selalu beriringan. Artinya, di mana ada pemimpin maka di sana ada inovasi dan gagasan baru. Harus ada rencana perbaikan. Nah, untuk melakukan hal itu, sang pemimpin harus tahu konteks dan situasi dari institusi yang dia pimpin. Hal ini pula yang dilakukan oleh  yayasan al Izzah serang dengan berinovasi membuat gagasan seperti TABARAT (Tabungan dunia ahirat), TAMAN (Tabungan pengaman) yang diperuntukan bagi siswa/I yang tidak mampu/ mengalamai kesulitan secara ekonomi). Setiap gagasan atau ide harus dipelajari secara mendalam Sehingga inovasi dan gagasan baru yang muncul tidak ngaco dan selanjutnya realistis.
Lalu kenapa harus berinovasi? Konon “tak ada hal yang pasti di dunia ini selain perubahan”. Dan inovasi, menurut hemat Saya, adalah sarana untuk menjawab tantangan perubahan. Perkembangan baru terjadi setiap saat, bahkan detik. Tugas seorang pemimpin adalah mengamati perubahan itu dan menyiapkan diri dan institusinya untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi. Di sini, kecerdasan melihat masa depan atau VISI adalah kunci utama keberhasilan seorang pemimpin.
Ya, dan tentunya inovasi terus menerus tiada henti pasti akan membawa kebaikan bagi dirinya dan juga institusinya. Lihat saja Apple yang dipimpin Steve Jobs yang sangat inovatif, kini mulai melangkahi hegemoni Microsoft di pasar gadget IT. Tak lain dan tak bukan adalah inovasi dan Visi dari Steve Jobs yang seakan tak pernah henti.

D.      Perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif
Studi tentang kepemimpinan dengan menggunakan pendekatan perilaku kepemimpinan tidak digunakan untuk mencari jawaban tentang sifat-sifat pemimpin, tetapi untuk menentukan apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi, bagaimana mereka menjalankan tugasnya, dan sebagainya (Handoko, 1999). Handoko juga menambahkan bahwa pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan perhatiannya pada dua aspek yaitu (a) fungsi-fungsi kepemimpinan, dan (b) gaya-gaya kepemimpinan.

a.       Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka seorang pemimpin harus melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu fungsi yang berhubungan dengan tugas (task oriented) dan fungsi pemeliharaan kelompok. Yukl (2007) menyebutkan bahwa perilaku kepemimpinan yang efektif akan melibatkan tiga perhatian atau tujuan berikut ini.
1)      Berorientasi tugas. Jenis perilaku ini terutama memperhatikan penyelesaian tugas, menggunakan personil dan sumber daya secara efisien, dan menyelenggarakan operasi yang teratur dan dapat diandalkan.
2)      Berorientasi hubungan. Jenis perilaku ini terutama memperhatikan perbaikan hubungan dan membantu orang, meningkatkan kooperasi dan kerja tim, meningkatkan kepuasan kerja, dan membangun identifikasi dengan organisasi.
3)      Berorientasi perubahan. Jenis perilaku ini terutama memperhatikan perbaikan keputusan strategis, beradaptasi terhadap perilaku lingkungan, meningkatkan fleksibilitas dan inovasi, membut perubahan besar di bidang proses, produk, dan jasa, dan mendapatkan komitmen terhadap perubahan.

b.      Gaya Kepemimpinan

Sebuah pendekatan lain untuk memahami sukses kepemimpinan adalah dengan memperhatikan apa yang dilakukan pemimpin itu, dilihat dari sudut perilaku atau gaya. Istilah seperti Otokratis, Demokratis dan Laissez faire telah umum dipakai untuk menggambarkan pendekatan umum yang digunakan oleh para pemimpin dalam situasi kemanusiaan.
Untuk meneliti efektivitas berbagai gaya ini, kita harus berpegang pada situasi yang konstan. Sebuah studi yang dilakukan oleh White dan Lippit ( dalam Moleong, 1997) memperhatikan dampak tiga gaya kepemimpinan dalam kelompok yang berorientasi tugas.
No
Gaya Kepemimpinan
Otoriter
Demokratis
Laissez-Faire
1
Semua ketentuan kebijakan oleh pemimpin
Kebijakan oleh kelompok dan dibantu pemimpin
Kebebasan penuh untuk keputusan pada kelompok atau individu
2
Teknik dan langkah aktivitas ditentukan oleh penguasa satu demi satu
Kegiatan diperoleh selama pembahasan. Langkah umum digambarkan untuk mencapai sasaran kelompok
Berbagai bahan disuplai oleh pemimpin
3
Pemimpin biasanya menentukan tugas tertentu dan kawan kerja masing-masing anggota
Para anggota bebas bekerja dengan siapa yang dipilihnya, dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok
Tidak ada partiipasi dari pemimpin
4
Penguasa cenderung bersifat pribadi dalam memuji dan mencela pekerjaan masing-masing anggotanya
Para anggota bebas bekerja dengan siapa yang dipilihnya. Dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok
Jarang berkomentar secara spontan terhadap aktivitas anggota.

Perilaku inovasi menurut Wess & Farr (dalam De Jong & Kemp,2003) adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal ‘baru’, yang bermanfaat dalam berbagai level organisasi.
Perilaku inovatif yang dimaksud dengan perilaku inovatif adalah perilaku manusia yang mereka gunakan untuk menghasilkan, memanfaatkan hal-hal baru dalam setiap organisasi.
Ada 2 dimensi yang mendasari perilaku inovasi, yaitu :
1)      Kreatifitas. Dibutuhkan kreatifitas / kemampuan yang digunakan untuk mengembangkan ide-ide baru yang melingkupi 3 aspek, yaitu kemampuan dan imajinasi, keahlian, dan motivasi internal
2)      Pengambilan resiko. Ini dibutuhkan agar terciptanya dorongan dalam ide baru untuk menghadapi rintangan yang ada sehingga pengambilan resiko merupakan cara untuk mewujudkan ide yang kreatif menjadi nyata
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku seorang pemimpin akan mempengaruhi segala inovasi atau terobosan yang ssudah direncanakan. Suatu Inovasi akan berjalan dengan lancar tergantung pada bagaimana perilaku sang pemimpin.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

a.          Pentingnya pemimpin dalam inovasi
Definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Seorang pemimpin harus mempunyai terobosan-terobosan (inovasi) yang baik untuk melakukan perubahan secara terus menerus dalam acuan untuk menjadai lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization.

b.         Teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. Adapun teori-teori dalam kepemimpinan adalah teori sifat, teori perilaku dan teori situasional
c.          Hubungan Kepemimpinan dan Inovasi
Menurut pendapat kami pemimpin dan inovasi adalah dua hal yang harus selalu beriringan. Artinya, di mana ada pemimpin maka di sana ada inovasi dan gagasan baru. Harus ada rencana perbaikan. Nah, untuk melakukan hal itu, sang pemimpin harus tahu konteks dan situasi dari institusi yang dia pimpin. Hal ini pula yang dilakukan oleh  yayasan al Izzah serang dengan berinovasi membuat gagasan seperti TABARAT (Tabungan dunia ahirat), TAMAN (Tabungan pengaman) yang diperuntukan bagi siswa/I yang tidak mampu/ mengalamai kesulitan secara ekonomi).
d.         Perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif
Pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan perhatiannya pada dua aspek yaitu (a) fungsi-fungsi kepemimpinan, dan (b) gaya-gaya kepemimpinan. Adapun gaya-gaya kepemimpinan tersebut adalah otoriter, demokrasi dan Laissez Fair. perilaku seorang pemimpin akan mempengaruhi segala inovasi atau terobosan yang ssudah direncanakan. Suatu Inovasi akan berjalan dengan lancar tergantung pada bagaimana perilaku sang pemimpin.

Saran-saran
Kepada para pembaca, khususnya mahasiswa agar di dalam melakukan difusi inovasi bidang pendidikan :
a.       Mempelajari sistem sosial atau masyarakat  di mana mereka akan dilibatkan dalam inovasi di bidang pendidikan.

b.      Agar inovasi dapat diadopsi secara cepat dan bertahan lama, maka seorang pemimpin harus terlibat aktif di jalannya

c.       Untuk makalah berikutnya diharapkan menyempurnakannya.

















Daftar Pustaka

-        Everett M. Rogers(2003). Diffusion of Innovation New York : Free Press
-        Kartini Kartono. Dr. (1998). Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
-        Moleong, Lexy J (1997). Perubahan Terencana. Jakarta: PT Margi Wahyu
-        http://chochocrunch.wordpress.com/2009/07/07/kepemimpinan-inovatif-sebagai-alternatif-membangun-kepercayaan-pada-pemimpin/

1 komentar: